Home » , » Pacaran Membawa Kemudlaratan

Pacaran Membawa Kemudlaratan

Written By Unknown on Minggu, 29 Desember 2013 | 23.03

Dikutip dari Majalah Lagzis

Kita tidak akan menemukan pacaran dalam Islam, sebab Islam memandang kegiatan pacaran memiliki kemungkinan yang besar untuk dimanfaatkan oleh syaithan.

Manusia itu memiliki sifat dasar (fitrah) untuk saling menyayangi . hal ini telah ditegaskan oleh Allah SWT dalam firmanNya ; ”Dan diantara tanda-tanda kekuasaan Nya, Dia menciptakan untuk kamu pasangan dari jenis kamu sendiri agar kamu hidup sakinah bersamanya dn Dia menjadikan rasa kasih dan sayang sesama kamu. Sesungguhnya yang demikian itu menjadi tanda-tanda kekuasaan Nya bagi kaum yang berfikir” (Qs. Ar Ruum (30_ ayat 21). Ayat tersebut menerangkan kepada kita bahwa kasih sayang merupakan sifat dasar manusia. Kasih sayang tersebut tumbuh beriringan dengan pertumbuhan manusia. Pada usia remaja dan dewasa muda, kita dapat melihat bahwa kasih sayang ditunjukkan dengan belajar menyukai lawan jenis. Masyarakat menamakan proses itu sebagai pacaran.

Sabda Rasulullah SAW ; “Jangan sekali-kali seorang laki-laki menyendiri dengan perempuan yang tidak halal baginya karena orang ketiganya nanti adalah syaithan, kecuali kalau ada mahramnya”. (HR. Ahmad). Hadits ini merupakan penegasan mengenai bujuk rayu syaithan terhadap orang yang berduaan laki-laki dan perempuan yang bukan mahram. Bujuk rayu syaithan terhadap orang yang berpacaran diawali dari hal yang sederhana seperti bergandengan tangan. Namun, hal yang sederhana bisa menjadi bencana karena setan senantiasa mengipasinya. Gandengan tangan , yang mendekati zina bisa menjadi zina sesungguhnya.

“Dan janganlah kamu mendekati zina sesungguhnya zina itusuatu perbuatan yang keji dan jalan yang buruk” (QS. Al-Israa ayat 32). Jalan yang buruk amat merugikan manusia, itulah sebabnya pacaran yang ini kegiatannya mendekati zina dilarang oleh Islam. Rambu-rambu yang diberikaterhadap zina amat jelas yaituzinanya mata adalah memandang penuh nafsu, zinaya tangan adalah menyentuh yang tidak halal. Zinanya kaki ialah melangkah ke tempat yang tidak baik.

Memandang dengan penuh nafsu menjadi zinanya mata, karena pandangan mata bisa menjadi awal ketertarikan untuk menjalin pacaran. Seperti peribahasa berikut ini “Dari mana datangnya lintah, dari sawah turun ke kali, darimana datangnya cinta dari mata turun ke hati”. Supaya dapat menghindari pandangan yang menyesatkan maka kita perlu menundukkan larangan salah satunya ialah hadits yang diriwayatkan oleh Hakim; “Pandangan itu adalah anakpanah beracun dari anak-anak panah iblis, siapa saja yang menghindarkan karena takut kepada Allah, ia akan dikaruniai oleh Allah keimanan yang terasa manis di dalam hatinya.”

Menghindarkan pandangan dari yang tidak halal akan membuahkan iman yang manis di dalam hati kita. Iman itu akan membantu kita dalam menerima dan memahami rahasia-rahasia dari Allah SWT yang bermanfaat bagi kehidupan kita. Menundukkan pandangan terhadap lawan jenis dapat ditumbuhkan sebagai kebiasaan. Kebiasaan dapat diperoleh dari memilih lingkungan pergaulan. Lingkungan yang mengajarkan menjaga diri secara syariat Islam akan mengajarkan kita menjaga pandangan mata.

“Sesungguhnya salah seorang diantaramu ditikam dari kepalanya dengan jarum dari besi, adalah lebih baik daripada menyentuh seseorang yang bukan mahramnya.”(HR. Tabrani). Hadits ini menerangkan bahwa menyentuh seseorang yang bukan mahram secara sengaja haram hukumnya, kecuali setelah ada pernikahan. Rasulullah SAW, teladan kita yang sempurna, telah mencontohkan hal ini, sebagaimana yang diriwayatkan dalam hadits riwayat Bukhari. “Tangan Rasulullah SAW tidakpernah sama sekali menyentuh tangan perempuan di dalam baiat, baiat Rasulullah SAW dengan mereka adalah berupa ucapan”. Pacaran yang kita lihat dewasa ini, cenderung melanggar tauladan Rasulullah SAW, karena orang yang berpacaran biasanya melakukan gandengan tangan. Supaya terhindar dari maksiat ini, kita bisa mulai menghindari bersentuhan kulit dengan yang bukan mahram, misalnya saat berjabatan tangan. Bila dari berjabatan tangan kita sudah hati-hati, maka diajak gandengan dengan yang bukan mahram kita akan mudah menolak.

Menundukkan pandangan dan menjaga sentuhan kulit, akan lebih lengkap dengan menghindarkan diri pergi ke tempat-tempat yang banyak terjadi ikhtilat (campur baur laki-laki dan perempuan yang tidak ada hijab). Mengapa hal ini perlu kita jaga? Sebab bercampur baurnya laki-laki dan perempuan tanpa ada hijab akan memudahkan terjadinya kontak mata dan kontak fisik. Bilamana ada kontak mata dan kontak fisik maka hati akan menjadi terbuai. Ada pepatah jawa yang bijak untuk diingat “ Witing trisno jalaran saka kulino” (jatuh cinta bisa terjadi karena kebiasaan). Yang semula tidak ada perasaan bisa menimbulkan benih-benih cinta karena terbiasa melakukan sesuatu bersama-sama. Kebenaran pepatah tersebut lalu dibelokkan seperti ini “Witing trisno jalaran saka ngglibet” (jatuh cinta karena mencari-cari kesempatan bertemu). Bila pepatah yang pertama terjadi karena unsur kebiasaan (ketidaksengajaan) maka pepatah yang kedua merupakan akal-akalan dari pepatah yang pertama. Seseorang bisa saja jatuh cinta pada kita bila kita sering nampang di depannya. Di sinilah letak pentingnya, kita tidak mencari-cari alasan utnuk melihat atau melakukan kontak dengan seseorang bilamana tidak ada kepentingan yang hendak dibicarakan. Hal ini akan melengkapi diri kita untuk terlindungi dari penumpukan maksiat.

Menjaga perilaku merupakan nilai penting yang dapat menlindungi diri kita dari perbuatan maksiat dari kegiatan pacaran. Dengan begitu, cinta yang menjadi fitrah manusia akan tetap fitri (suci) dan tidak merusak hati. Bilamana usaha menjaga perilaku masih belum mantap dapat ditambah dengan puasa. Namun bila memang fitrah ini ingin diarahkan pada jalan yang benar, maka Islam telah memberikan langkahnya dengan pernikahan. Proses pranikah juga telah diatur dengan sempurna untuk tetap melindungi kesucian fitrah dari perbuatan maksiat. Jadi, meraih fitrah tanpa maksiat, mengapa tidak? -----

MENCARI TANPA PACARAN

Jatuh cinta itu terasa sangat indah, seperti orang lain pasti tak akan tahu betapa dunia ini serasa hanya milik berdua. Bila melihat fotonya, senyum sendiri, bila melamun senyum sendiri, bila melihatnya dari jauh saja senang bukan kepalang. Tak ada kata dan suara yang lebih indah selain kata dan suaranya. Bagaikan pepatah “tahi kucing serasa coklat”.

Nah, coba sekarang perasaan itu kita tumpahkan hanya kepada kekasih abadi kita, kekasih yang tak akan pernah mati, tak akan pernah pergi bahkan taka akan pernah berpaling sedikitpun. Allah SWT kekasih abadi kita. Apapun yang dikatakannya, dilarangnya bahkan yang diperintahkannya serasa indah saja. Tak ada beban sedikitpun, malahan serasa diberikan perhatian yang tiada henti.

Termasuk apa yang diperintahkan Allah berkenaan dengan jatuh cinta dengan lawan jenis kita. Allah telah memberikan perintah dan larangan yang tentunya merupakan suatu bentuk perhatian dan kasih sayangnya semata pada kita.

Seperti larangan untuk bermaksiat, tidak bergaul bebas antara wanita dengan pria, termasuk pula larangan untuk berzina. Disisi lain Allah juga memerintahkan kita untuk menikah seperti dalam Hadits Rasulullah SAW yang mengatakan bahwa bukan termasuk kaumku bagi mereka yang menolak untuk menikah.

Lalu bagaimanakah caranya agar kita dapat menemukan calon pasangan hidup ini tanpa melalui proses berpacaran, mungkinkah? Tentu jawabannya mungkin karena sesungguhnya kematian, rejeki maupun jodoh ada di tangan Allah. Banyak dikalangan muda saat ini mereka yang pernah berpacaran hingga bertahun-tahun bukanlah jodohnya malahan pasangan hidupnya bertemu hanya beberapa bulan saja.

Coba kita bayangkan sudah berapa waktu yang dibuang-buang dengan berperilaku seperti itu, energi terlepas dengan sia-sia, bahkan rasa sakit hati atau patah hati karena di tinggal pacar.

Ingin Menikah

Sampaikan secara jujur bahwa ketika kita merasa umur sudah cukup untuk menikah, niatkanlah untuk menikah jangan ada niatan lain apalagi niat untuk menyakiti dan sebagainya. Karena suatu perbuatan apapun tentulah dimulai dari niat pada diri kita karena Allah ta’ala. Menikah bukanlah hal yang sulit asal kita yakin segala kejadian hidup kita sudah ada yang mengatur. Pilihan Sendiri

Pilihan sendiri bisa saja terjadi karena begitu kita melihatnya serasa cocok. Kecocokan yang pertama kali dilihat jangan duniawi seperti kecantikan atau kekayaan, tap yang palling baik adalah pilihan karena agamanya. Seperti hadits Rasulullah SAW yang mengatakan bahwa pilihlah calon isteri/suami karena empat hal antara lain agamanya, kecantikannya, kekayaannya, dan keturunannya, namunyangpaling baik adalah pilihan karena agamanya.

Butuh Orang Ketiga

Menyampaikan maksud kepada orang paling dekat denganpasangan yang kita pilih dan dapat dipercaya. Misalnya kepada orang tua, orang alim, atau teman dekatnya. Karena dengan memanfaatkan orang ketiga itu dapat membantu kita untuk tidak keliru dalam memilih pasangan atau melihat gambaran bagaimana keadaannya. Sebagai contoh bila kita ingin melihat watak atau perangainya kita tanyakan pada mereka atau bisa kita lihat biasanya perilakunya tidak jauh berbeda dengan teman dekatnya. Bila sudah terasa cocok sampaikan pada mereka untuk menyampaikan maksud kita padanya.

Minta Tolong

Terkadang kita memiliki kendala sulit untuk mendapatkannya. Cara yang baik adalah dengan meminta tolong kepada orang tua untuk memilihkan atau mencarikan pasangan. Karena tidak ada orang tua yang mau menyengsarakan anaknya, orang tua tentunya akan berhati-hati dalam mencarinya. Hal ini tidak terlepas pula sesungguhnya kewajiban orang tua pada anaknya adalah mendidik, merawat, hingga menikahkannya. Bahkan minta tolongnya bisa dengan cara lain seperti lewat orang alim atau kyai yang dipercaya, teman yang baik.

Dengan kata lain apapun caranya asal sesuai dengan ketentuan syariah Islam, Allah tidak akan menyia-nyiakan usaha kita untuk menikah. Segala perbuatan sekecil apapun asal diniatkan karena Alllah semata maka nilai lebih di mata Allah. Kkarena bila kita kembali pada diri sendiri dengan melihat cara berperilaku islami tentulah Allah pasti akan memberikan yang terbaik bagi hambanya yang bertaqwa. Karena sesungguhnya orang yangbaik akan mendapatkan pasangan yang baik pula, sebaliknya orang yang berperilaku jelek akan memperoleh pasangan yang berperilaku jelek pula.

Tips: Persiapan Pernikahan

1. Sholat Istikharah, untuk mohon petunjuk Allah SWT. Dengan keikhlasan hati dalam memohon petunjuk Nya insya Allah,kita pun akan ridla dengan semua ketentuan-Nya. Allah Maha Mengetahui atas setiap perkara baik kehidupan saat ini maupun masa depan. Baik yang nyata ataupun yang tersembunyi sekalipun, karena hanya Dia-lah yang Maha Tahu apa yang terbaik untuk umatnya sehingga dalam setiap langkah yang dijalani senantiasa ditempuhi dengan kesabaran dan ketawakkalan.

2. Memantapkan hati, tidak ada kebimbangan sedikitpun karenayakin semua sudah ditentukan oleh Yang Maha Menentukan. Karena sesungguhnya kebimbangan adalah sesuatu yang sangat tidak menyenangkan. Rumah yanglapan pun tidak bisa dinikmati oleh hati yang dipenuhi dengan kebimbangan. Dengan kemantapan hati, insya Allah setiap masalah yang dihadapi dapat dikendalikan sedemikian rupa sehingga menjadi sesuatu yang bernilai positif.

3. Meminta maaf kepada kedua orang tua, sekaligus memohon restunya, sehigga tidak akan terjadi kesalahpahaman. Restu orang tua tidak boleh diabaikan. Hal ini dimaksudkan agar kita mendapat rahmat lebih banyak dari Allah SWT dalam kehidupan di dunia ini dan di akhirat kelak.

4. Mencari ilmu ataupun menambah wawasan baik ilmu agama maupun ilmu pengetahuan tentang bagaimana membina keluarga yang sakinah, mawaddah wa rahmah. Hal ini karena keperluan dalam kemajuan berumah tangga yang menjadi tuntutan dalam kehidupan, yang akan terasa lebih mudah terlaksana jika memiliki dan menguasai ilmunya.

5. Menyiapkan syarat sahnya nikah, sehingga pada waktunya tidak ada sesuatu yang kurang dan pernikahanpun bisa segera dilaksanakan. Karena akadnikah dinyatakan sah apabila memenuhi empat syarat, yaitu ada ijab kabul, wali nikah, mahar dan saksi.

6. Menjauhkan prosesi pernikahan dari unsur syirik, tidak sesuai tuntunan agama. Seperti adanya sesaji, doa-doa seperti mantra, pakaian yang membuka aurat,makansambilberdiri dan sebagainya. Juga sebaiknya usai akad nikah diadakan walimah, semacam doa restu dan perayaan rasa syukur dalam rangka memberi tahu keluarga, masyarakat bahwa telah terjadi suatu ikatan suami-isteri.

Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | zoel | KUA
Copyright © 2013. Pelopor Pelayanan Berbasis IT - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by KUA Klojen
Proudly powered by KUA Klojen