oleh : Ust. Fatkhul Khabib
Seringkali terjadi, seorang suami atau istri tak dapat memahami
harapan-harapan pasangannya. Hal ini terjadi karena mereka tak saling
berterus terang mengemukakan harapan terhadap pasangannya.
Setiap
orang tentu memiliki harapan terhadap terhadap diri sendiri maupun
individu lain dilingkungannya. Begitu pula dalam suatu pernikahan.
Seorang suami memiliki harapan pada istrinya, dan istripun sebaliknya.
Baik suami ataupun istri dapat saja memiliki harapan-harapan yang sama.
Seperti sama-sama memiliki harapan untuk menjadi seorang suami atau
istri yang menghargai dan menghormati pasangannya ataupun menjadi orang
tua yang bijak dalam mengasuh dan mendidik anak-anak mereka.
Namun
sayangnya, tak selalu sepasang suami istri memiliki harapan-harapan
yang sama. Misalnya saja, seorang istri begitu mengharapkan suaminya
selalu bersikap romantis padanya dalam setiap kesempatan. Ketika ia
menghadapi kenyataan suaminya tak seromantis seperti yang diharapkan,
maka ia pun kecewa. Begitu pula suami, dalam benaknya ia berharap
istrinya tidak berkarir di luar rumah, namun selalu berada di rumah agar
dapat memasak untuknya dan menjaga anak-anaknya. Ketika kenyataannya
tak sesuai dengan yang diharapkan, maka ia pun kecewa. Hal ini wajar
saja terjadi. Karena pada dasarnya setiap individu memiliki keinginan
dan harapan yang unik dan tak selalu sama antara satu dengan yang
lainnya, karena hakekatnya pernikahan adalah penyatuan dua kenyataan
yang sangat berlawanan agar menjadi satu.
1. Memahami Harapan pasangan.
Seringkali
terjadi, seorang suami atau istri tak dapat memahami harapan-harapan
pasangannya. Hal ini terjadi karena mereka tidak saling berterus terang
mengemukakan harapan terhadap pasangannya. Mereka cenderung berharap
agar pasangannya tahu dan mengerti apa yang diharapkannya. Jika hal ini
terjadi, tentunya masing-masing pihak tidak dapat mengetahui secara
pasti apa yang menjadi harapan pasangannya, apalagi mewujudkan harapan
tersebut. Terkadang seseorang merasa enggan untuk mengungkapkan
harapannya karena ia merasa takut harapannya tak sesuai dengan apa yang
diharapkan, sehingga harapan yang ada hanya mampu ia pendam di dalam
hatinya. Keengganan mengungkapkan harapan ini dapat pula terjadi pada
orang yang tak pernah mendapat kesempatan belajar untuk mengungkapkan
emosi secara baik melalui percakapan. Akibatnya is menjadi tertutup dan
takut berterus terang mengungkapkan harapannya yang sesungguhnya. Emosi
yang terpendam ini, bila dibiarkan bertumpuk akan terekspresikan melalui
beberapa tingkah laku, seperi kecewa, menangis, ataupun marah.
Dalam
kehidupan suami istri, bila terdapat banyak hal atau pun harapan yang
tak pernah diungkap, dirundingkan dan dibahas secara tuntas dapat
menimbulkan berbagai konflik dalam kehidupan rumah tangga. Semisal tidak
adanya kesepakatan harapan mengenai peran dan tanggung jawab yang harus
diembani suami atau pun istri.
2. Utamakan komunikasi dan negosiasi
Tentu
saja tak salah Anda memiliki harapan pada suami atau istri. Harapan –
harapan ini acapkali berubah menjadi tuntutan yang tidak terucapkan dan
bila tidak mendapat tanggapan yang memuaskan, harapan ini dapat
menimbulkan konflik dan salah paham yang berkepanjangan. Tentu hal ini
tidak Anda inginkan bukan? Untuk menyiasati hal tersebut dan sekaligus
mendekatkan hubungan Anda berdua, ada beberapa hal yang dapat Anda dan
pasangan lakukan:
3. Berlatih mengungkap harapan secara jelas
Seringkali
Anda tidak berani mengungkapkan isi hati Anda dengan jelas pada orang
lain karena takut mendapat tanggapan negative. Padahal sikap terus ini
mampu membuat orang lain lebih mengerti apa yang menjadi harapan
Anda.Kejelasan dalam menyampaikan maksud hati ini juga merupakan
perilaku yang tampak lebih dewasa daripada tindakan merajuk, menangis
atau pun marah – marah. Acapkali, sikap terus terang ini terbukti
efektif dalam menyampaikan pesan dan harapan Anda terhadap pasangan.
Namun, perlu diupayakan adalah bagaimana cara mengungkapkan dan
menyampaikan harapan ini tanpa membuat pasangan merasa tersinggung.
4. Mempelajari teknik mendengar aktif
Dalam
memahami harapan antara Anda dan pasangan memang diperlukan kemampuan
menangkap pesan yang tersirat dari harapan – harapan tersebut. Kemampuan
mendengarkan maksud dan harapan ini juga Anda perlukan. Untuk itu
memang diperlukan kesabaran Anda agar pasangan dapat menyampaikan isi
hatinya secara bebas dan terbuka. Dengan demikian Anda berdua dapat
saling memahami harapan – harapan Anda melalui teknik mendengarkan
secara aktif.
5. Belajar menyesuaikan diri dengan pasangan
Ada
kalanya harapan dan permintaan sulit diwujudkan karena berbagai hal.
Untuk itu memang diperlukan sikap menerima keadaan, belajar menyesuaikan
diri dan meningkatkan toleransi dari Anda berdua terhadap hal – hal
yang berbeda dari pasangan. Sikap saling mengerti ini akan menumbuhkan
rasa kebersamaan Anda berdua dalam mencari solusi yang tepat untuk
menyelaraskan perbedaan harapan yang ada.
6. Memiliki harapan yang realistis
Pada
awal perkawinan masing – masing mengharapkan sikap dan tindakan ideal
dari pasangannya. Namun seringkali harapan – harapan ideal ini tak
terwujud sehingga menimbulkan rasa kecewa. Anda tak perlu berlama – lama
tenggelam dalam rasa kecewa ini. Cobalah Anda kaji kembali apakah
harapan Anda selama ini terlalu ideal sehingga sulit diwujudkan pasangan
Anda? Jika hal ini yang terjadi, maka harapan – harapan ideal ini harus
diubah menjadi suatu harapan yang lebih realistis sehingga mudah
diwujudkan oleh pasangan Anda.
Hal – hal ini semua diharapkan
dapat membantu Anda dan pasangan dalam menyelaraskan harapan – harapan
Anda. Namun prasarat utama tercapainya suatu solusi yang memuaskan
adalah komunikasi dan negoisasi Anda dan pasangan dalam mengemukakan apa
saja yang menjadi harapan Anda berdua. Semoga bermanfaat
Memenuhkan Harapan Suami-Isteri
Written By Unknown on Senin, 09 Desember 2013 | 17.01
Related Articles
Label: wacana
Berita
Posting Komentar