Home » » Profil Keluarga Nabi Muhammad SAW

Profil Keluarga Nabi Muhammad SAW

Written By Unknown on Sabtu, 23 November 2013 | 14.18

Oleh : KH. Ahmed Azzimi
Nabi SAW sosok pemimpin yang benar-menjadi teladan sepanjang hidupnya, sampai-sampai Allah SWT menyebutnya dengan ’’Uswatun Hasanah, sebagaimana keterangan (QS AL-Ahzab (33:21). Terkait dengan membina keluarga, Rosulullah SAW adalah teladan sejati bagi pasangan suami istri yang ingin mendapatkan kebahagiaan di dalam membina rumah tangga.

Ketika membina keluarga, Nabi SAW pernah melakukan monogami dengan Khodijah ra. Setelah Khodijah ra wafat, atas perintah Allah SWT nabi melakukan poligami dengan sembilan wanita. Baik ketika monogami maupun poligami, Rosulullah SAW benar-benar mampu membina keluarga sakinah, mawaddah. Semua masalah, baik ekonomi, pendidikan, sosial, bisa dilalui dengan baik tanpa ada masalah yang berarti.

Banyak sekali keterangan yang bersumber dari Al-Quran mapun hadis bagaimana awal-awal Nabi SAW membangun keluarga monogami dengan Khodijah ra. Saat menikah, usia Muhammad baru memasuki 25 tahun, sedangkan Khodijah r.a sudah berusia 40 tahun. Dari segi usia, berbedaanya sangat jauh dan mencolok. Tetapi, keduanya saling mencintai karena Allah SWT.. Rasa cinta keduanya dibangun atas dasar iman dan ihlas saling mencintai dan menyangi, bukan semata-mata urusan cinta dan memenhui birahi masing-masing. Oleh karena itu keduanya menjalaninya dengan penuh mesra nan indah. Inilah yang membedakan Muhamma dengan para pengikutnya.

Nabi SAW sosok pemuda yang sangat sederhana, jujur dan penuh tanggung jawab. Hanya saja, beliau Saw. bukan dari kalangan berada.Nasabnya tergolong bangsawan Makkah. Sedangkan, Khodijah r.a, wanita cantik, kaya raya, dan sosok bangsawan terkemuka di tanah suci Makkah. Penggusaha wanita kelahiran Makkah ini, tergolong sukses dari segi ekonomi. Ini terlihat jelas, karena di saat yang sama sebagian wanita Makkah dalam kondisi miskin dan kekurangan, bahkan menjadi obyek seksual kaum lelaki.

 Tidak demikian dengan Khodijah ra. Sejak di lahirkan, putri Makkah ini memiliki keyakinan (monotheisme) yang artinya berkeyakinan satu tuhan. Sebagai putri terhormat, beliau tidak pernah menjadi obyek lelaki. Justru ia mampu berdikari sendiri, serta banyak membantu kaum wanita pada waktu. Khodijah ra mampu mengembangkan perekonomian (bisnis) dengan baik dan sukses, sehingga menjadi seorang wanita tangguh, baik secara pribadi, dan keyakinan, bahkan secara fikiran. Tidak ada wanita yang hebat waktu itu melebihi kehebatan wanita yang bernama Khodijah ra.

Di antara istri-istri Rosulullah SAW, Khodijah ra termasuk wanita paling hebat dan perkasa dari sisi pribadi dan ekonomi. Dengan tidak mengecilkan istri-istri Rosulullah SAW yang lain. Karena semua istri Rosulullah SAW adalah ibunya orang-orang mukmin. Dalam sebuah catatan sejarah, istri-istri Nabi digaji oleh Baitul Mal. Untuk Siti Aisyah sekitar 12.000/ tahun dan 5000-6000/ pertahun untuk istr-istri lainya.[1] Sedangkan Khodijah r.a satu-satunya wanita yang memberikan dukungan sepenuhnya kepada sang suami tercinta, baik berupa finansial, moral, dan bahkan jiwa raganya dipertaruhkan untuk Rosulullah SAW.

Khodijah r.a adalah istri pertama (joko loro) Rosulullah SAW. Waktu itu status Nabi adalah perjaka (lancing), sedangkan Khodijah r.a berstatus janda. Perlu diketahui, proses pernikahnya antara Nabi SAW dan Khodijah RA tidak serta merta terjadi begitu saja. Tetapi, melalui sebuah proses yang sangat indah, menarik, untuk diteladani oleh setiap pengikutnya. Karena Khodijah adalah istri pertamanya, maka semua kenangan, keindahan, kemesraan serta suka dan duka selalau bersama selalu menyelimutinya. Cinta Nabi SAW terhadap Khodijah r.a, sangat mendalam, sulit dilupakan, karena terlalu indah dan mengesankan sepanjang sejarah peradapan percintaan anak manusia.

Jika istri-istri Rosulullah SAW yang lainya, pernah menuntut agar supaya nafkahnya dilebihkan. Dengan alasan tidak cukup untuk kebutuhan mereka, dan mereka tidak bisa membeli cukup makanan.[2] Sementara, Khodijah r.a tidak pernah meminta dan menuntut apapun dari sang suami tercinta. Sebaliknya, semua harta benda dipergunakan membela sang suami dan para pengikut setianya. Agar supaya kaum muslim di Makkah selamat dari kelaparan yang dibuat oleh orang-orang kafir Makkah, yang di pimpin langsung oleh laskhar Abu Sufyan, Abu Jahal, serta Abu Lahab.

Khodijah r.a sosok wanita paling sempurna, ringan tangan (suka memberi), suka membangun silaturahmi, serta tidak pernah cemburu kepada Nabi SAW. Di antara wanita-wanita surga yang disebut Nabi SAW adalah Khodijah ra dan putrinya Fatimah al-Zahra’. Wajar kiranya jika sang putri Makkah menjadi penghuni surga, karena sifat dan pribadinya begitu indah dan mengagumkan. Khodijah ra selalu tersenyum, memberikan dukungan kepada Nabi SAW setiap saat dan waktu. Ketika orang-orang kafir memusuhi dan melukai hati Rosulullah SAW. Senyuman, serta belaian tangan lembut Khodijah ra menjadi obat mujarab, menghilangkan duka lara baginda Nabi SAW. Ketika Nabi SAW tidak memiliki apapun, dengan kebesaran hati dan jiwanya, Khodijah ra memberikan apapun yang dibutuhkan Rosulullah SAW. Begitulah profil wanita sholihah, mampu menjadi pendamping setia dalam keaddan suka maupun duka 


[1] .PHILIP K.HITTI.2008. History of The Arabs (terjmh) (PT.Serambi Ilmu- Jakarta) hlm 214

[2] .Sayyid.A.A.Razwy.2007.Sejarah Khodijah al-Kubra.(Penerbit Lentera-Jakarta).hlm  202

Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | zoel | KUA
Copyright © 2013. Pelopor Pelayanan Berbasis IT - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by KUA Klojen
Proudly powered by KUA Klojen