Home » » Minimalisir Pasangan Nikah Muda, Sosialisasi ke Pelajar

Minimalisir Pasangan Nikah Muda, Sosialisasi ke Pelajar

Written By Unknown on Selasa, 04 Februari 2014 | 17.51

MALANG - Sekalipun menuai pujian sebagai pionir Kantor Urusan Agama (KUA) paling inovatif dengan layanan sistem online mumpuni di Kota Malang, namun KUA Klojen punya catatan negatif yang bikin miris.
Sepanjang tahun 2013 ini, KUA yang berkantor di Jalan Pandeglang ini sedikitnya sudah 10 kali menikahkan pasangan usia dini, dengan rata-rata umur pengantin belum genap 16 tahun. Padahal, sesuai aturan negara, usia perkawinan untuk mempelai wanita minimal 16 tahun dan pria 19 tahun.

Catatan ini kontan menjadi sorotan yang tak bisa disepelekan. Pasalnya, pernikahan-pernikahan tersebut dikategorikan tidak lazim. Bahkan, sebagian diantaranya lebih dulu diproses di pengadilan agama. “Ada yang usianya masih 14 tahun sudah hamil. Sehingga terpaksa dinikahkan. Untuk mengurus izinnya ya harus ke pengadilan agama dulu, karena tidak memenuhi persyaratan,” ungkap Kepala KUA Klojen, Ahmad Shampton S.HI
.
Jika dibandingkan jumlah pernikahan yang tercatat di KUA Klojen sepanjang tahun ini, yang mencapai 650 pasangan, tentu saja jumlah 10 kasus tersebut tidak ada apa-apanya. Namun, hal itu dianggap sangat memprihatinkan. Makin ngawurnya pergaulan remaja masa kini, yang semakin bebas ditengarai sebagai biang keladi.

Menyikapi fenomena ini, KUA Klojen tak tinggal diam. Guna meminimalisir fakta mengkhawatirkan tersebut, Shampton mengaku pihaknya rajin melakukan penyuluhan. Mengundang perwakilan beberapa sekolah yang masuk wilayah Kecamatan Klojen, pagi kemarin digelar sosialisasi kesehatan reproduksi di aula Kantor KUA setempat.

Kegiatan ini menjadi yang ketiga kalinya dilakukan, setelah sebelumnya KUA Klojen menggeber program Goes to School ke SMAN 2 dan SMA Lab. “Tujuannya untuk mencerdaskan pelajar usia nikah. Supaya mereka memahami resiko nikah muda dan dampak hubungan di luar nikah. Kami berikan paparan tinjauan kesehatan dan kefiqihannya,” beber pria asal Mergosono ini kepada Malang Post.

Puluhan siswa perwakilan Badan Dakwah Islam (BDI) dari tiap sekolah yang diundang tampak antusias mengikuti seminar singkat dengan pemateri dari PLKB dan penghulu Ustad Ahmad Hadiry itu. “Dari kegiatan ini saya mendapat banyak wawasan baru soal reproduksi. Pengetahuan ini bermanfaat supaya kita bisa lebih mawas diri dalam bergaul serta mencegah pernikahan ini. Apalagi pergaulan anak muda zaman sekarang memang rentan pengaruh negatif,” ujar Abdillah Afinas Setya, siswa SMAN 4 Malang. (tom/nug/malangpost)
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | zoel | KUA
Copyright © 2013. Pelopor Pelayanan Berbasis IT - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by KUA Klojen
Proudly powered by KUA Klojen